I love how Murakami let us embark the world through his works; one of it is Kafka on the Shore. The explanation written in detail drowns me as I read every sentence of it. Specifically when it comes to Kafka who wanders around the forest; it feels dreamy and fresh. Also when it shows how magical library is. On the other hand, there is Nakata - way older than the fifteen Kafka, who has the capability to talk with cats but not able to read.
The book is divided into two different perspectives; thru the odd numbers, we will meet Kafka who ran away from home; and the even numbers, we will meet Nakata who become the victim and witness how cruel the war is. Mind you there are also a lot of other characters around them and better keep it on mind because some of them would be beyond your imaginaton.
I found it interesting as I noticed the trivia stories of "Kafka on the Shore" and its relation to the plot. Well, you may enter a new world with full of questions after reading it. Just like me.
Buku ini penuh dengan kehangatan juga pelajaran dalam hal merawat anak. Yang aku suka adalah pada beberapa bab disertakan catatan kaki tentang nilai-nilai yang dapat kita ambil. Misalnya pentingnya menepati janji.
Aku juga suka dengan perkembangan karakter Sasa dalam menyikapi segala hal yang berkaitan dengan Ve. Dimulai dari bagaimana Ia mengapresiasi Ve, mengajak Ve untuk melakukan hal-hal sederhana, dan speak up saat Ve menjadi korban perundungan. Selain itu, juga bagaimana Ia tersadar untuk beranjak dari jebakan yang hanya akan membuatnya seperti jadi orang ketiga. (Gregetan sendiri aku waktu Seno masih berusaha nahan Sasa)
Awalnya aku dibikin sebel dengan Sasa yang bersikap cuek apalagi sampai lupa dengan janjinya pada Ve. Terus ternyata apa yang Sasa rasakan dan sikapnya itu adalah hasil dari bagaimana Ibunya memperlakukan dia dulu. Aku sendiri gak menormalisasikan hal tersebut, tapi aku paham dengan sikapnya. Nevertheless, she changes a lot in a positive way and keep her promise to her sister.
Overall, buku ini terasa heartwarming dan aku menikmati pengalamanku selama membaca Semangat, Tante Sasa!
Daisy menyajikan kisah yang manis dan pahit, it is bittersweet. Lewat buku ini kita akan menikmati kisah kasih yang manis antara Daisy dengan Liam. Aku dibikin salting terus tiap kali ngelihat gimana mereka interaksi deh. Liam seems so head over heels. Menurutku juga karakterisasi mereka itu saling melengkapi dan begitu pula tokoh lain. All I can say is, fix banget, Liam masuk jajaran cowok jagoan kita semua!
Unsur-unsur yang tertera di cover juga berkaitan sama mereka; Daisy yang seniman makrame dan Liam yang merupakan dokter hewan. Covernya tuh secantik dan segemes ituuu! Perpaduan warna yang cantik, kucing lagi bobo, dan kerajinan makrame ini menambah kesan menggemaskan bikin makin tertarik.
However... beware with the content warnings. Sebab ceritanya gak sepenuhnya semanis cover.
Buku ini juga menceritakan bagaimana Daisy harus terpuruk dan mengalami banyak kepahitan dalam hidupnya karena mengalami tindak kekerasan dalam hubungannya. Ulah mantan yang too obsessed dan possesive akan Daisy. Sayangnya, gak hanya Daisy yang mengalami hal seperti itu, tapi juga bibinya. Hal tersebut jelas menumbuhkan trauma bagi Daisy dan membuat Ia harus pindah dari satu tempat ke tempat lain.
Overall, aku menikmati bagaimana kisah dalam buku ini disajikan. Bagian waktu Daisy dan Liam chattingan juga dilampirkan pada buku ini. Makin gemeees karena Liam namain kontaknya dia di hape Daisy dengan nama lucu HAHAHA. Terus juga kedatengan Aiden meramaikan suasana dan jalan cerita Daisy! Juga kucing-kucing di klinik tempat Liam bekerja. Twist yang disajikan juga left me in shock >___< Sayangnya aku ngerasa di bagian akhir cerita terlalu terburu-buru penyelesaiannya.
Menurutku cover buku ini unik karena menampilkan sosok perempuan yang lagi ngintip dengan balutan cardigan kuning. Aku juga baru sadar setelah selesai baca dan lagi buat draft review, lalu penasaran: kenapa bukan perempuan rok ungu yang dijadikan cover?
Well, meskipun begitu aku ngerasa pilihan covernya adalah hal yang tepat dan sama uniknya. Kenyataannya perempuan cardigan kuning ini jadi tokoh yang nyeritain segala hal tentang perempuan rok ungu. By the way, mereka punya nama asli kok. No worries!
Perempuan rok ungu digambarkan sebagai sosok yang aneh dan kerap jadi perbincangan di kota tempat tinggalnya. Bahkan sampai mendapat perlakuan khusus. Sementara, perempuan cardigan kuning ini digambarkan sebagai tokoh yang penasaran banget dengan kehidupan rok ungu. Berulang kali berusaha kenal lebih dekat sama dia, tapi jatuhnya kayak stalker yang too obsessed dan bikin risih. Long short story, mereka akhirnya bekerja di tempat yang sama, dan beragam konflik dihadirkan meramaikan cerita buku ini.
Selepas baca Perempuan Rok Ungu aku jadi dapetin insight tentang gimana kehidupan pekerjaan di Jepang. To make it specified, pekerjaan dalam lingkup perhotelan. Setiap pekerjaan dan kantor tentu ada struggle tersendiri dan di hotel tempat mereka bekerja juga punya struggle yang juga perlu dihadapi.
Kalau ditanya gimana perasaanku setelah berhasil namatin ini aku akan jawab dengan jujur: aneh, bingung, dan gak jelas. Aku ngerasa begitu karena udah dibikin risih sendiri dengan tindakan stalking yang dilakuin cardigan kuning. Still, buku ini dapat menjadi selingan dan dibaca sekali duduk!
Sewaktu baca bab pembuka Wish Me Luck aku dibuat kaget sama apa yang disampaikan penulis dan dialami tokoh utama. It may triggers the reader and makes them feel uncomfortable. Insiden tersebut lantas meninggalkan trauma mendalam bagi Sekar dan lupa ingatan.
Sampai suatu hari, Sekar dipertemukan dengan Banyu di coffee shop yang sering Ia kunjungi. Banyu dengan ugal-ugalan menunjukkan betapa naksirnya dia sama Sekar. Sayangnya setelah kedatangan Banyu, Sekar banyak mengalami kesialan bahkan berbagai masalah juga terjadi di kantor Sekar bekerja dan curiga kalau Banyu membawa sial dalam hidupnya.
Aku gak expect akan banyak kejutan dalam buku ini. Terlebih disajikan juga unsur misteri yang makin meramaikan suasana saat membaca. Aku sendiri dibuat gregetan, deg-degan sebab tensionnya yang menegangkan, dan gemes dengan interaksi antara Sekar sama Banyu. Garis besar dalam cerita ini juga gak hanya berkaitan sama kedua tokoh tersebut, tapi orang-orang di kantor Sekar atas masalah yang terjadi. Juga datangnya mantan Sekar yang obsess banget.
Overall, aku menikmati cerita dan twist yang disajikan. Walaupun aku ngerasa nanggung dan kerasa terburu-buru untuk penyelesaiannya. Sekar dan Banyu punya cerita pilunya masing-masing; I am glad they have each other.