Scan barcode
A review by febrianikmadusari
Lady Midnight by Cassandra Clare
5.0
Sudah 2 tahun sejak aku membaca marathon dunia Shadowhunter, trilogy pertama & kedua The Mortal Instrument juga Trilogy The Infernal Devices. Aku mengalami momen insta-love dgn dunia Shadowhunter, termasuk tokoh villain tercinta Jonathan Christopher Morgenstern. Membuatku sedikit amnesia kalua Cassie Clare itu kalo nulis buku tebel & isinya macam emak2 curhat hehehe.
Trilogy The Dark Artifices ini terjadi 5 thn setelah Dark War yg dipimpin oleh Jonathan Morgenstern. Selepas Perang Hitam dalam City of Heavenly Fire yang melibatkan hampir seluruh Shadowhunter dan penghuni Dunia Bawah dari berbagai penjuru dunia, kehidupan kembali normal. Setiap kelompok berusaha membuang jauh-jauh mimpi buruk tentang perang. Mereka hidup dalam naungan hukum baru yang disebut Perjanjian Damai.
Emma Carstairs dan Julian Blackthorn yang saat Perang Hitam masih tergolong anak-anak, tumbuh menjadi remaja-remaja tangguh dengan beban tanggung jawab dua kali lipat orang dewasa. Julian harus mengurus dan membesarkan empat orang adik-adiknya yang kehilangan orangtua akibat perang, ditambah lagi kewajiban untuk membantu menjalankan Institut Los Angeles. Emma masih terobsesi mencari tahu pembunuh orangtuanya.
Pembunuhan misterius terjadi di sekitaran Hollywood. Mereka dibunuh dengan cara yang ganjil, semua korbannya adalah warga Dunia Bawah. Awalnya, Julian dan Emma hanya sekilas saja mencermati berita itu, sampai ketika utusan kaum peri datang ke Institut. Membawa sesosok manusia setengah peri yang selama ini muncul dalam mimpi-mimpi Julian. Para Shadowhunter muda ini memutuskan untuk terlibat dalam penyelidikan dan beraksi diam-diam. Penyelidikan yang tidak hanya membuat Emma dan Julian masuk ke dalam pusaran masalah besar, tetapi juga jalinan perasaan antara keduanya yang lebih rumit lagi.
Penilaianku bisa saja bias, seperti kubilang aku sangat mencintai dunia Shadowhunter. Jadi 5 bintang untuk Lady Midnight.
Trilogy The Dark Artifices ini terjadi 5 thn setelah Dark War yg dipimpin oleh Jonathan Morgenstern. Selepas Perang Hitam dalam City of Heavenly Fire yang melibatkan hampir seluruh Shadowhunter dan penghuni Dunia Bawah dari berbagai penjuru dunia, kehidupan kembali normal. Setiap kelompok berusaha membuang jauh-jauh mimpi buruk tentang perang. Mereka hidup dalam naungan hukum baru yang disebut Perjanjian Damai.
Emma Carstairs dan Julian Blackthorn yang saat Perang Hitam masih tergolong anak-anak, tumbuh menjadi remaja-remaja tangguh dengan beban tanggung jawab dua kali lipat orang dewasa. Julian harus mengurus dan membesarkan empat orang adik-adiknya yang kehilangan orangtua akibat perang, ditambah lagi kewajiban untuk membantu menjalankan Institut Los Angeles. Emma masih terobsesi mencari tahu pembunuh orangtuanya.
Pembunuhan misterius terjadi di sekitaran Hollywood. Mereka dibunuh dengan cara yang ganjil, semua korbannya adalah warga Dunia Bawah. Awalnya, Julian dan Emma hanya sekilas saja mencermati berita itu, sampai ketika utusan kaum peri datang ke Institut. Membawa sesosok manusia setengah peri yang selama ini muncul dalam mimpi-mimpi Julian. Para Shadowhunter muda ini memutuskan untuk terlibat dalam penyelidikan dan beraksi diam-diam. Penyelidikan yang tidak hanya membuat Emma dan Julian masuk ke dalam pusaran masalah besar, tetapi juga jalinan perasaan antara keduanya yang lebih rumit lagi.
Penilaianku bisa saja bias, seperti kubilang aku sangat mencintai dunia Shadowhunter. Jadi 5 bintang untuk Lady Midnight.