A review by febrianikmadusari
One Dark Window by Rachel Gillig

4.0

Elspeth Spindle terkena demam di usia 9 tahun. Oleh ayahnya, yang kala itu Kapten Pengawal Raja, menyerahkan Elspeth ke paman dan bibinya, keluarga Hawthorn supaya Elspeth tidak ditempatkan di penjara kerajaan dan tewas dalam prosesnya. Demam adalah infeksi yang membuat pembuluh darah berwarna hitam, lalu akan ada kemampuan sihir sebagai sisa infeksi.
Setelah sembuh, Elspeth yakin infeksinya tidak menyisakan kemampuan sihir. Namun, ketika secara tidak sengaja Elspeth menyentuh kartu Mimpi Buruk milik pamannya, sang monster menjadi berdiam di kepalanya.
Tidak ada yang gratis, terutama yang behubungan dengan sihir.
Ketika Elspeth berjumpa dengan seorang penyamun di jalan hutan, hidupnya berubah drastis. Terseret dalam dunia bayangan dan tipu muslihat, dia bergabung dengan perjalanan untuk menyembuhkan kerajaan dari infeksi sihir kelam. 
Namun ternyata si penyamun tidak lain merupakan keponakan raja yang bersalah atas pengkhianatan, Ravyn Yew. Dia dan Elspeth hanya punya waktu hingga titik balik matahari untuk mengumpulkan dua belas kartu takdir, kunci untuk penyembuhan. 
Untuk sebuah novel debut, menurutku ini cukup menghibur. Satu hal yg kurang pas untukku hanyalah hubungan antara Elspeth dan Ravyn, terkesan insta-love. Rancang bangun dunia dan sistem magis tidak begitu rumit.
Biar seimbang, satu hal yang menonjol dan paling aku suka dari kisah ini adalah pesan bahwa setiap sihir mempunyai harga, tidak ada yang gratis. Untuk yang ingin selingan fantasi ringan dengan dunia dan sistem magis yang tidak begitu rumit, mungkin bisa memberi pembuka seri ini kesempatan.