A review by headliner
40 hari - Takdir Itu Bernama Hidup dan Mati by Ade Igama

dark mysterious fast-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

2.5

Ide cerita dalam buku ini cukup menarik karena berkaitan dengan kecanggihan teknologi yang dimanfaatkan untuk berinteraksi dengan mereka yang telah berpulang.

Bermula dari Natasha yang berduka karena kehilangan Abdi, tunangan yang sangat Ia sayangi. Hal tersebut lantas membuat Natasha mengalami stress dan mengasingkan dirinya dari tempat kerja bahkan keluarganya sendiri. Sampai suatu ketika, Febi yang merupakan sahabatnya menyarankan Natasha untuk mencoba satu aplikasi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan arwah. Natasha mulanya tidak percaya akan hal tersebut, tapi setelah Ia coba, akhirnya Natasha dapat berinteraksi dengan sosok arwah Abdi.

After effect membaca buku ini tuh hampa dan I must say bikin ikutan frustasi. Segala musibah yang menghampiri Abdi di awal-awal baca buku ini bikin exhausted dan somehow triggered atas kehilangan orang-orang terkasih. Meskipun begitu, aku cukup menikmati bagaimana kisah Abdi dan Natasha yang bisa kenalan walau...
gak berakhir bahagia
. Terus juga gimana keluarga Natasha juga Febi yang peduli dengan dia, tapi Tashanya yang aku rasa kepala batu dan terlanjur bucin, jadi dia gak memerhatikan dan menanggapi dengan baik tindak tersebut. Even Abdi yang udah kasih tau segala macem, dia gak nanggepin.

Sayangnyaaa aku ngerasa banyak yang miss dalam buku ini. Natasha digambarkan sebagai cewek berambut sebahu dan hitam legam, tapi pada cover rambutnya panjang dan berwarna. Sosok Abdi yang mengalami kecelakaan juga dinarasikan kondisinya sangat naas, tapi pada cover terlihat rapi. Ada beberapa kalimat yang cukup rumit untuk dipahami dan typo. Dari segi cerita aku juga ngerasa ada yang diburu-buru; atau mungkin aku yang gak notice; karena mereka tiba-tiba udah pacaran aja. 

Aku sendiri akhirnya memutuskan untuk beli buku ini waktu nemu di Buka Gudang saat berkunjung ke Gramedia Matraman dengan harga yang saaangat miring. Semasa sekolah juga aku suka dan into buku-buku karya Mas Ade. Selain itu karena halaman yang tipis, buku ini bisa diselesaikan dalam sekali duduk.

Expand filter menu Content Warnings