Scan barcode
A review by febrianikmadusari
Yellowface by R.F. Kuang
4.0
June Hayward dan Athena Liu sama-sama penulis. Athena, keturunan Asia, ternyata lebih ngetop. Sementara June berpendapat tak ada yang akan tertarik pada karyanya, gadis kulit putih biasa.
Ketika Athena mendadak meninggal, June mencuri manuskrip Athena lalu menyerahkannya ke penerbit sebagai karyanya. Penerbit membuat citra baru bagi June, lengkap dengan foto yang ambigu mengenai etnik dirinya.
Di luar dugaan, buku itu sukses besar.
Namun, June tidak bisa lolos dari bayangan Athena, dan bukti-bukti bermunculan, mengancam kesuksesan June.
Saat berpacu untuk menutupi rahasianya, June jadi tahu seberapa jauh ia berani bertindak untuk mempertahankan apa yang menurutnya layak ia dapatkan.
Sepanjang buku sangat sulit bagiku untuk mendukung tokoh tindakan tokoh utamanya si June, yang mengambil manuskrip mentah Athena. Walau dalam perjalanannya June mengerahkan seluruh waktu, pikiran dan riset untuk menyempurnakannya hingga menjadi buku, tetap saja, itu adalah hak milik Athena.
Di buku ini aku jadi mengerti seluk beluk dunia penerbitan. Dimulai dari penulis menyerahkan naskah berlanjut ke proses penerbitan, banyak sekali orang-orang yang terlibat di balik layar dari sebuah buku. Mulai dari agen, penyunting naskah, promosi, pra penerbitan, hingga ada yang namanya pembaca sensitif mengenai topik di dalam buku. Ketika buku belum terbit secara resmi pun penerbit membagikan salinan pembaca pertama kepada pembaca tertentu.
Penulis juga menyorot bagaimana social media sangat berpengaruh pada mental penulis. Orang-orang bisa kejam dalam menulis maupun mengomentari topik yang sedang ramai. Bisa menjadi toksik bagi siapapun yang menjadi target serangan.
Bagi yang sudah membaca trilogi The Poppy War dan menyukainya, aku sangat merekomendasikan buku ini untuk kalian, walau genrenya bukan fantasi, tapi aku yakin kalian akan menikmati tulisan Miss Kuang disini.
Ketika Athena mendadak meninggal, June mencuri manuskrip Athena lalu menyerahkannya ke penerbit sebagai karyanya. Penerbit membuat citra baru bagi June, lengkap dengan foto yang ambigu mengenai etnik dirinya.
Di luar dugaan, buku itu sukses besar.
Namun, June tidak bisa lolos dari bayangan Athena, dan bukti-bukti bermunculan, mengancam kesuksesan June.
Saat berpacu untuk menutupi rahasianya, June jadi tahu seberapa jauh ia berani bertindak untuk mempertahankan apa yang menurutnya layak ia dapatkan.
Sepanjang buku sangat sulit bagiku untuk mendukung tokoh tindakan tokoh utamanya si June, yang mengambil manuskrip mentah Athena. Walau dalam perjalanannya June mengerahkan seluruh waktu, pikiran dan riset untuk menyempurnakannya hingga menjadi buku, tetap saja, itu adalah hak milik Athena.
Di buku ini aku jadi mengerti seluk beluk dunia penerbitan. Dimulai dari penulis menyerahkan naskah berlanjut ke proses penerbitan, banyak sekali orang-orang yang terlibat di balik layar dari sebuah buku. Mulai dari agen, penyunting naskah, promosi, pra penerbitan, hingga ada yang namanya pembaca sensitif mengenai topik di dalam buku. Ketika buku belum terbit secara resmi pun penerbit membagikan salinan pembaca pertama kepada pembaca tertentu.
Penulis juga menyorot bagaimana social media sangat berpengaruh pada mental penulis. Orang-orang bisa kejam dalam menulis maupun mengomentari topik yang sedang ramai. Bisa menjadi toksik bagi siapapun yang menjadi target serangan.
Bagi yang sudah membaca trilogi The Poppy War dan menyukainya, aku sangat merekomendasikan buku ini untuk kalian, walau genrenya bukan fantasi, tapi aku yakin kalian akan menikmati tulisan Miss Kuang disini.