Scan barcode
A review by headliner
Delicious Lips by Zulfairy
funny
informative
lighthearted
fast-paced
- Plot- or character-driven? Character
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? No
- Diverse cast of characters? Yes
- Flaws of characters a main focus? Yes
3.0
Pertama, judul buku ini nyeleneh banget dan unik. Aku udah skeptis kalau buku ini penuh dengan romansa anak SMA yang barbar_bucin_abis >_< tapi kok covernya ada unsur makanan gitu? Sebagai orang yang kerap ngelihat cover terlebih dulu, aku akhirnya memutuskan buat kepoin buku ini lewat Gramedia Digital.
Kedua, buku ini ringan! Halamannya gak sampai 200-an dan aku rasa bisa dinikmati sekali duduk. Selain ceritanya, ada makanan yang bisa kita nikmatin juga. Loh, gimana?
Ketiga, ceritanya juga tipikal anak SMA which is reminds me of high school era :D Alkisah Aro kerap jadi bahan perundungan teman-temannya dan berakhir jarang masuk ke kelas. Di satu sisi Aro ini sekelas dengan ketos dan waketos! Wargh double combo. Zakia sebagai waketos dadakan berinisiatif untuk bantu Aro karena ngerasa ada yang gak beres. Sayangnya, banyak pihak yang ragu dan nasehatin dia untuk gak usah dekat-dekat dengan Aro. Emang ada apa sih sama Aro?
Keempat, selain bisa nemuin jawabannya dengan baca buku ini (berkaitan sama point kedua), kita juga bisa nemuin beragam makanan khas Betawi! Aku yang tinggal di Jakarta baru tau ada banyak makanan daerah ibukota (eh, udah ganti yah? :3) yang kelihatan enak-enak. Deskripsi setiap makanan juga cara memasaknya disampaikan dengan cukup jelas. Jadi, aku ngerasa kalau kesan budayanya dapet banget. Terus juga kita diberi insight bagaimana anak muda menjaga kebudayaan khususnya ya dalam hal santapan.
Kelima, meskipun ceritanya berkaitan sama anak SMA, tapi gak melulu tentang percintaannya kok. Selain budaya tadi juga ada kekeluargaan, pertemanan, dan kehidupan - tentang bagaimana kita mensyukuri, menjaga, dan mengasihi apa yang kita miliki sekarang. Juga bagaimana menghadapi rasa penyesalan atas apa yang sudah terjadi.
Well, kurang lebih itu lima points hal-hal yang aku nikmati serta dapatkan dari pengalamanku membaca buku ini. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang aku sayangkan seperti typo, alur yang bikin aku bertanya-tanya atas tindakan tokohnya, terus juga bagian waktu...Zakia minta Aro untuk masak makanan enak (kupikir mau buktiin ke ayah Aro, tapi gak??? dan malah datengin sekolah lain untuk selesaiin kesalahpahaman yang terjadi pada Aro), yang mana di bagian itu Zakia jadi korban :( menurutku penyelesaian konfliknya kurang pas aja. At the end of the story, aku dibuat amazed dengan apa yang dipilih Aro dan ya cukup menikmati bacaan ini!
Kedua, buku ini ringan! Halamannya gak sampai 200-an dan aku rasa bisa dinikmati sekali duduk. Selain ceritanya, ada makanan yang bisa kita nikmatin juga. Loh, gimana?
Ketiga, ceritanya juga tipikal anak SMA which is reminds me of high school era :D Alkisah Aro kerap jadi bahan perundungan teman-temannya dan berakhir jarang masuk ke kelas. Di satu sisi Aro ini sekelas dengan ketos dan waketos! Wargh double combo. Zakia sebagai waketos dadakan berinisiatif untuk bantu Aro karena ngerasa ada yang gak beres. Sayangnya, banyak pihak yang ragu dan nasehatin dia untuk gak usah dekat-dekat dengan Aro. Emang ada apa sih sama Aro?
Keempat, selain bisa nemuin jawabannya dengan baca buku ini (berkaitan sama point kedua), kita juga bisa nemuin beragam makanan khas Betawi! Aku yang tinggal di Jakarta baru tau ada banyak makanan daerah ibukota (eh, udah ganti yah? :3) yang kelihatan enak-enak. Deskripsi setiap makanan juga cara memasaknya disampaikan dengan cukup jelas. Jadi, aku ngerasa kalau kesan budayanya dapet banget. Terus juga kita diberi insight bagaimana anak muda menjaga kebudayaan khususnya ya dalam hal santapan.
Kelima, meskipun ceritanya berkaitan sama anak SMA, tapi gak melulu tentang percintaannya kok. Selain budaya tadi juga ada kekeluargaan, pertemanan, dan kehidupan - tentang bagaimana kita mensyukuri, menjaga, dan mengasihi apa yang kita miliki sekarang. Juga bagaimana menghadapi rasa penyesalan atas apa yang sudah terjadi.
Well, kurang lebih itu lima points hal-hal yang aku nikmati serta dapatkan dari pengalamanku membaca buku ini. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang aku sayangkan seperti typo, alur yang bikin aku bertanya-tanya atas tindakan tokohnya, terus juga bagian waktu...
Graphic: Bullying and Death of parent
Minor: Self harm, Suicide, and Toxic relationship