Scan barcode
gaksiih's review against another edition
5.0
Cerita rakyat mengenai tukang teluh bernama Calon Arang yang mengirim wabah penyakit ke kerajaan Daha dan bagaimana akhirnya raja yang berkuasa berhasil mengalahkan Calon Arang. Seperti halnya cerita rakyat pada umumnya, Cerita Calon Arang ini dimulai dengan "konon katanya", penuh dengan sihir, kutukan, raja2, dewa dewi, dan segala ke-absurd-an lainnya.
Cerita Calon Arang ini adalah buku Pramoedya yang genrenya paling beda dari beberapa karya Pram yang sudah saya baca. Tapi saya tetap menikmati bacaan ini karena ceritanya yang menarik.
Cerita Calon Arang ini adalah buku Pramoedya yang genrenya paling beda dari beberapa karya Pram yang sudah saya baca. Tapi saya tetap menikmati bacaan ini karena ceritanya yang menarik.
itzreibrary's review against another edition
4.0
when I started reading, turned out this book is an English translation of the folktale Calon Arang. The hateful, cruel witch who sent a plague all over the country because she was furious that no one would married her only daughter. So I guess everyone already knew the stories and how it ended
chemistreads's review against another edition
3.0
Buku ini merupakan bentuk pengarsipan tertulis dari dongeng yang ternyata sudah cukup terkenal, yang berasal dari Jawa dan Bali, seperti yang disampaikan penulis di bagian pengantar berikut:
"Tulisan lama naskah ini ada dua macam, yaitu yang berasal dari Jawa dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda oleh R.Ng. Purbatjaraka dalam Bijdr. K.I deel 82 hlm 110-180, kemudian dimacapatkan (dilagukan) oleh Raden Wiradat dan diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1931 (seri buku no.942). Yang lain cerita Calon Arang yang berasal dari Bali." - halaman 8
Fiksi ini sepertinya merupakan salah satu bentuk interpretasi dongeng tersebut, karena gw menemukan beberapa interpretasi lainnya, seperti yang terdapat di dalam dua buku berikut, [b:Calon Arang: Kisah Perempuan Korban Patriarki: Prosa Lirik|1574929|Calon Arang Kisah Perempuan Korban Patriarki Prosa Lirik|Toeti Heraty|https://i.gr-assets.com/images/S/compressed.photo.goodreads.com/books/1246553095l/1574929._SX50_.jpg|1567656] dan [b:Galau Putri Calon Arang|1036275|Galau Putri Calon Arang (Seri Nada Baru Dongeng Klasik)|Femmy Syahrani|https://i.gr-assets.com/images/S/compressed.photo.goodreads.com/books/1604226940l/1036275._SY75_.jpg|1022616]. Dongeng ini menurut penulis ditujukan untuk anak-anak, sebagaimana yang ia sampaikan di bagian pengantar:
"Buku ini disusun sebagai buku kanak-kanak, agar bisa membangkitkan cerita lama pada mereka. Di samping itu mungkin pula jadi bahan-bahan informasi bagi murid-murid Sekolah Menengah, karena dalam pelajaran sejarah kesusastraan Hindu-Jawa hanya disebut nama-nama belaka, sementara yang terpenting: pengajian isi, diabaikan sama sekali." - halaman 10
Cerita Calon Arang sendiri merupakan penggambaran kalau kekuatan jahat akan mendapat ganjarannya yang dikalahkan oleh kekuatan baik. Kisah hitam-putih yang umum dibuat untuk cerita anak-anak. Kekuatan jahat digambarkan melalui sosok bernama 'calon Arang', sosok seorang perempuan di sebuah dusun bernama Girah di negeri Daha yang melampiaskan kemurkaannya kepada orang banyak dengan cara melemparkan teluh (ilmu gaib) berupa penyakit. Penyebab kemurkaannya disebabkan oleh putrinya, bernama Ratna Manggali, yang tidak kunjung dilamar oleh laki-laki manapun. Di sisi lain, kekuatan baik digambarkan melalui sosok bernama Empu Baradah di dusun Lemah Tulis. Ia digambarkan sebagai sosok yang taat pada agama, ramah, dan baik hati, segala sifat dibuat yang sangat bertolakbelakang dengan Calon Arang.
Suatu ketika, wabah penyakit akibat teluh Calon Arang semakin meluas dan tidak terkendali. Singkat cerita, setelah usaha untuk menghancurkan Calon Arang menemui kegagalan, Raja Erlangga, yang dibisikkan kalau Empu Baradah mampu memiliki ilmu gaib yang mampu membatalkan teluh milik Calon Arang, dimintakan tolong. Empu menyanggupi dengan syarat putri Calon Arang yang bernama Ratna Manggali itu harus dinikahkan, dan muridnya bernama Empu Bahula yang menjadi calonnya.
Setelah menikah, melalui kecerdikan Empu Bahula yang telah menjadi suami dari Ratna Manggali, ia mampu merayu istrinya untuk mengambil sebuah kitab berisi mantra-mantra yang ternyata selama ini menjadi rahasia kekuatan teluh dari Calon Arang, mertuanya. Empu Baradah, sebagai perwujudan kekuatan baik dalam cerita ini, yang telah mengetahui isi kitab bertuah Calon Arang dari muridnya Empu Bahula, kemudian mulai menyembuhkan orang-orang yang terkena teluh Calon Arang sebelumnya. Kemudian, ia pun menghampiri Calon Arang di tempat pertapaannya, untuk kemudian menghukumnya hingga meninggal.
Raja Erlangga, yang mendapat kabar menggembirakan ini, semakin dicintai rakyatnya, yang dinilai oleh masyarakat sebagai penyelamat yang telah mengutus Empu Baradah untuk membatalkan teluh Calon Arang dan mengalahkannya. Cerita dalam fiksi ini diakhiri dengan keinginan Raja Erlangga untuk meninggalkan kerajaan dan memutuskan untuk bertapa, dengan menyerahkan takhta kerajaannya kepada dua putranya, setelah membagi kerajaan menjadi dua bagian, Kediri diperintah oleh putra sulung dan Jenggala diperintah oleh putra bungsu.
"Tulisan lama naskah ini ada dua macam, yaitu yang berasal dari Jawa dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda oleh R.Ng. Purbatjaraka dalam Bijdr. K.I deel 82 hlm 110-180, kemudian dimacapatkan (dilagukan) oleh Raden Wiradat dan diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1931 (seri buku no.942). Yang lain cerita Calon Arang yang berasal dari Bali." - halaman 8
Fiksi ini sepertinya merupakan salah satu bentuk interpretasi dongeng tersebut, karena gw menemukan beberapa interpretasi lainnya, seperti yang terdapat di dalam dua buku berikut, [b:Calon Arang: Kisah Perempuan Korban Patriarki: Prosa Lirik|1574929|Calon Arang Kisah Perempuan Korban Patriarki Prosa Lirik|Toeti Heraty|https://i.gr-assets.com/images/S/compressed.photo.goodreads.com/books/1246553095l/1574929._SX50_.jpg|1567656] dan [b:Galau Putri Calon Arang|1036275|Galau Putri Calon Arang (Seri Nada Baru Dongeng Klasik)|Femmy Syahrani|https://i.gr-assets.com/images/S/compressed.photo.goodreads.com/books/1604226940l/1036275._SY75_.jpg|1022616]. Dongeng ini menurut penulis ditujukan untuk anak-anak, sebagaimana yang ia sampaikan di bagian pengantar:
"Buku ini disusun sebagai buku kanak-kanak, agar bisa membangkitkan cerita lama pada mereka. Di samping itu mungkin pula jadi bahan-bahan informasi bagi murid-murid Sekolah Menengah, karena dalam pelajaran sejarah kesusastraan Hindu-Jawa hanya disebut nama-nama belaka, sementara yang terpenting: pengajian isi, diabaikan sama sekali." - halaman 10
Cerita Calon Arang sendiri merupakan penggambaran kalau kekuatan jahat akan mendapat ganjarannya yang dikalahkan oleh kekuatan baik. Kisah hitam-putih yang umum dibuat untuk cerita anak-anak. Kekuatan jahat digambarkan melalui sosok bernama 'calon Arang', sosok seorang perempuan di sebuah dusun bernama Girah di negeri Daha yang melampiaskan kemurkaannya kepada orang banyak dengan cara melemparkan teluh (ilmu gaib) berupa penyakit. Penyebab kemurkaannya disebabkan oleh putrinya, bernama Ratna Manggali, yang tidak kunjung dilamar oleh laki-laki manapun. Di sisi lain, kekuatan baik digambarkan melalui sosok bernama Empu Baradah di dusun Lemah Tulis. Ia digambarkan sebagai sosok yang taat pada agama, ramah, dan baik hati, segala sifat dibuat yang sangat bertolakbelakang dengan Calon Arang.
Suatu ketika, wabah penyakit akibat teluh Calon Arang semakin meluas dan tidak terkendali. Singkat cerita, setelah usaha untuk menghancurkan Calon Arang menemui kegagalan, Raja Erlangga, yang dibisikkan kalau Empu Baradah mampu memiliki ilmu gaib yang mampu membatalkan teluh milik Calon Arang, dimintakan tolong. Empu menyanggupi dengan syarat putri Calon Arang yang bernama Ratna Manggali itu harus dinikahkan, dan muridnya bernama Empu Bahula yang menjadi calonnya.
Setelah menikah, melalui kecerdikan Empu Bahula yang telah menjadi suami dari Ratna Manggali, ia mampu merayu istrinya untuk mengambil sebuah kitab berisi mantra-mantra yang ternyata selama ini menjadi rahasia kekuatan teluh dari Calon Arang, mertuanya. Empu Baradah, sebagai perwujudan kekuatan baik dalam cerita ini, yang telah mengetahui isi kitab bertuah Calon Arang dari muridnya Empu Bahula, kemudian mulai menyembuhkan orang-orang yang terkena teluh Calon Arang sebelumnya. Kemudian, ia pun menghampiri Calon Arang di tempat pertapaannya, untuk kemudian menghukumnya hingga meninggal.
Raja Erlangga, yang mendapat kabar menggembirakan ini, semakin dicintai rakyatnya, yang dinilai oleh masyarakat sebagai penyelamat yang telah mengutus Empu Baradah untuk membatalkan teluh Calon Arang dan mengalahkannya. Cerita dalam fiksi ini diakhiri dengan keinginan Raja Erlangga untuk meninggalkan kerajaan dan memutuskan untuk bertapa, dengan menyerahkan takhta kerajaannya kepada dua putranya, setelah membagi kerajaan menjadi dua bagian, Kediri diperintah oleh putra sulung dan Jenggala diperintah oleh putra bungsu.
apn01's review against another edition
adventurous
challenging
dark
sad
fast-paced
- Plot- or character-driven? A mix
- Strong character development? No
- Loveable characters? It's complicated
- Diverse cast of characters? It's complicated
- Flaws of characters a main focus? Yes